Kamis, 20 September 2018
KONFRONTASI INDONESIA MALAYSIA
Konfrontasi Indonesia Malaysia Pada periode terpimpin dimana Soekarno yang menjadi presidennya, Indonesia banyak mengalami pasang surut politik dalam dan luar negrinya. Presiden Soekarno pada saat itu merupakan salah satu orang yang menentang keras Imperialisme barat yang salah satu bentuknya adalah pada era konfrontasi, yaitu ketika Indonesia menentang pembentukan Federasi Malaysia. Soekarno menganggap bahwa Malaysia merupakan boneka Neokolim (neokolonialisme, kolonialisme dan imperialisme). Anggapan seperti ini dapat didasari bahwa malaysia pada saat itu masih merupakan negara jajahan Inggris, sehingga tampak dengan jelas bahwa Malaysia merupakan ”Antek Kolonialisme”. Politik konfrontasi pada dasarnya mencerminkan suatu kurun waktu ketika Indonesia, yang baru saja membebaskan diri dari sisa-sisa kolonialisme Belanda di Irian Barat yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Irian Jaya, karena merasa sedang dikepung oleh kekuatan neokolonialisme melalui pembentukan Federasi Malaysia yang akan membahayakan stanbilitas dan keamanan Indonesia (Bandoro, 1994) Di dalam pembentukan Federasi Malaysia ini mencerminkan suatu alat imperialisme berat terutama Inggris dan Amerika Serikat untuk tetap mempertahankan keberadaanya dan pengaruhnya di Asia Tenggara selain itu pembentukan Malaysia juga dapat dilihat sebagai peningkatan dan munculnya Cina kedua yang akan 13 ~ Nina Witasari ~ Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan © Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia mendominasi politik dan ekonomi Asia Tenggara, khususnya Malaysia dan Indonesia sendiri (Bandoro, 1994). Kekhawatiran Soekarno mengenai Imperialisme dan Kolonialisme barat yang diterapkan dengan adanya faktor Malaysia yang sebagai anteknya dan terutama sebagai basis militer asing adalah, bagaimana suatu bangsa dapat hidup berdampingan secara damai apabila jika basis-basis militer dan benteng-benteng ekonomi yang mengelilinginya di pergunakan untuk menggulingkan atau untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan dalam negeri dan bangsa itu ? Bagaimana suatu bangsa dapat hidup berdampingan secara damai dengan kekuasaan dari luar yang menguasai politiknya ? Dan bagaimana juga apabila suatu bangsa dapat bertahan untuk hidup berdampingan secara damai dengan negara-negara yang menghalanginya untuk mewujudkan tata sosial dan tata ekonomi yang sesuai dengan kepribadian nasionalnya ? Dan kekhawatiran-khawatiran Soekarno itu pun terbukti, jika dilihat sekarang bagaimana basis militer asing tersebut dipergunakan pada negara-negara yang baru berkembang. Negara-negara tersebut dipergunakan untuk mempertahankan kepentingan-kepentingan tata urusan imperialisme dan dipergunakan sebagai alat utama dari kepentingan-kepentingan tata urusan imperialisme dan dipergunakan sebagai alat utama dari kepentingan-kepentingan imperialisme di negara-negara yang baru berkembang. Pada kenyataan-kenyataannya bahwa Malaysia merupakan suatu negara ciptaan neokolonialisme (D.Legge, 2001), membuat Soekarno mengeluarkan pernyataan pada pidato kenegaraan di istana negara pada tanggal 11 Juli 1963 yaitu, ”genyang Malaysia” menurutnya saat itu, Malaysialah yang mengadakan konfrontasi kepada Indonesia karena pembentukan Malaysia merupakan konfrontasi terhadap revolusi Indonesia. Salah satu masalah yang sangat mendasari adanya konfrontasi ini adalah perseteruan mengenai nasib penduduk wilayah-wilayah Kalimantan tentang kesediaan mereka untuk masuk dalam Malaysia. Sebetulnya dari pihak Malaysia dan Indonesia sendiri sudah mengupayakan untuk merendam ketegangan antar keduanya, kedua negara ini sempat melakukan kegiatan diplomasi melalui perundingan pada tanggal 7 Juni 1963 Soekarno mengadakan pertemuan dengan Teuku Abdul Rahman yang pada waktu itu selaku 14 ~ Nina Witasari ~ Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan © Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia perdana menteri Malaysia, untuk membahas mengenai Kalimantan , dan usaha itu berlanjut dengan adanya campur tangan dari Presiden Macapagal (Presiden Filipina) didasari oleh pergaulan hidup yang bersajarah dan warian bersama rumpun melayu, yang telah mendapatkan persetujuan dari Indonesia dan Malaysia untuk melaksanakan suatu konfederasi tetap yang akan memungkinkan ketiga negara tersebut menyelesaikan kepentingan antara ketiganya dalam bentuk pertemuan rutin (D.Legge, 2001). Rencana tersebut dinamakan ”Malphilindo” yang menghasilkan persetujuan ”Manila”. Isi pokok dari perjanjian tersebut adalah, sebelum Malaysia berdiri dilakukan usaha untuk mengetahui kesediaan penduduk-penduduk di wilayah-wilayah Kalimantan apakah mereka ingin menjadi anggota federasi di Malaysia. Tetapi usaha tersebut gagal , hingga pada akhirnya U Thant selaku wakil sekjen PBB pada saat itu turun tangan untuk membantu mengatasi masalah tersebut. U thant mengirimkan wakilnya untuk mengadakan peninjauan terhadap pendapat para penduduk Kalimantan. Tetapi sekali lagi terjadi perseteruan di antara Indonesia dan Malaysia, dikarenakan munculnya dua masalah baru yang mengakibatkan perseteruan antar kedua negara tersebut tidak dapat diatasi lagi, dan kedua masalah itu adalah : a. Persoalan pengiriman peninjauan-peninjauan yang hadir selama penelitian PBB. Yang dimana Soekarno menginginkan pengiriman 10 duta, akan tetapi Inggris hanya mendapatkan 4 visa bagi para duta. Hal ini dianggap Soekarno sebagai tindakan untuk mencegah penelitian yang jujur berdasarkan persetujuan. b. penentuan tanggal berdirinya Malaysia. Tengku Abdul Rahman pada tanggal 29 Agustus telah mngumumkan bahwa pada tanggal resmi berdirinya Malaysia adalah 16 September 1963,yang berarti sebelum misi PBB selesai dengan pekerjaannya. Disini soekarno menganggap bahwa keputusan Tengku merupakan pelanggaran terhadap persetujuan Manila dan tindakan tersebut menunjukkan ketetapan hatinya untuk meneruskan pembentukan federasi Malaysia tanpa harus menunggu keputusan dari U Thant . Keadaan ini tersebut makin diperburuk dengan keadaan internal Indonesia, dimana terjadi demo besar-besaran menentang pembentukan dalam Federasi Malaysia yang dimana akhirnya memicu terjadinya kerusuhan yang merusak segala sesuatu yang 15 ~ Nina Witasari ~ Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan © Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia semuanya berhubungan dengan kedutaan Inggris, dan disertai dengan penyitaan asetaset Inggris di Indonesia oleh Soekarno. Setelah kejadian-kejadian dan peristiwaperistiwa itu terjadi, konfrontasi menjadi politik Indonesia yang tetap, dan juga disertai pernyataan-pernyataan ”Ganyang Malaysia” yang terus berkumandang. Kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pimpinan Soekarno pada saat itu adalah bahwa didalam pemebangunan di Indonesia diperlukan suatu pinjaman uang dari luar negeri, yang dimana pada saat itu Amerika dan sekutunya melalui world Bank dan IMF juga menwarkan bantuan, akan tetapi bantuan tersebut sifatnya sangat memberatkan, merugikan dan mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah Indonesia . Hingga pada akhirnya Soekarno Menjadi geram dan mengeluarkan pernyataan kepada Amerika Serikat dan sekutunya yaitu ”Go To Hell With Your Aid”. Ucapan tersebut mempengaruhi negara tetangga Indonesia yaitu malaysia pada saat itu, seperti yang sudah di jelaskan di atas merupakan negara jajahan Inggris sehingga dapat memperburuk hubungan antara kedua belah pihak. Kebutuhan pembangunan yang sangat mendesak hingga pada akhirnya Soekarno membuat kebijakan baru yang sifat pinjamannya lunak dan tidak mempengaruhi kebijakan dan kedaulatan negara Indonesia, maka Indonesia membentuk kerja sama dengan negara lain yang sudah memenuhi kebijakan yang telah di buat oleh Soekarno seperti dalam masalah militer dengan Rusia, masalah industri dan pertanian dengan cina, dan beberapa masalah-masalah pembangunan lainnya dengan negara-negara Non-Blok lainnya di Asia, hingga terciptalah poros Jakarta-Phnom Penh-Pyong YangBeijing. Dengan terciptanya poros tersebut makin membuat panas konfrontasi di Malaysia, karena dengan terciptanya poros tersebut maka Indonesia telah memboikot negara barat, maka dari itu Malaysia sebagai antek dari Imperialisme barat merasa tersinggung dengan adanya poros tersebut. Kerena poros tersebut menyebabkan kerugian bagi Malaysia. Pada tanggal 7 Januari 1965 sebagai reaksi dari masuknya Malaysia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB tidak tetap, Soekarno menyatakan keputusannya untuk keluar dari PBB, seperti yang beliau utarakan pada pidatonya di Rapat Umum Anti Pangkalan Militer Asing bertempat di gelora Bung Karno pada tanggal 7 Januari 1965. Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB tersebut menurut penulis bahwa dengan kedudukan Malaysia dalam DK PBB berarti semakin mempermudah Inggris, terutama 16 ~ Nina Witasari ~ Pendalaman Materi Sejarah Indonesia PPG Dalam Jabatan © Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Amerika Serikat dengan menggunakan Malaysia sebagai anteknya untuk menyebarluaskan politik Neokolimnya, dan untuk mengantisipasi hal tersebut oleh karena itu maka Soekarno menyatakan keluarganya Indonesia dari keanggotaan PBB. Dengan keluarganya Indonesia dari keanggotaan PBB berarti lepas sudah campur tangan PBB dan ”special agentnya” seperti UNESCO, FAO, UNICEF, dll. Kembali lagi pada pernyataan Soekarno yaitu ”Go To Hell With Your Aid” yang berarti Indonesia harus berdiri di atas kakinya sendiri tanpa bantuan dari siapa pun juga. Dan pertanyaannya adalah ”Apakah Indonesia Mampu?” ya! Jawab Soekarno karena selama ini Indonesia telah berusaha sendiri untuk memajukan bangsanya tanpa harus ada bantuan dari PBB dan agen-agennya. Menurut Soekarno agen-agen PBB tersebut hanya menumpang nama saja dalam keberhasilan Indonesia, karena Indonesia dalam membangun negaranya menggunakan usahanya sendiri. Dan sebagi lanjutannya terhadap Konfrontasi Malaysiatersebut Soekarno menyatakan bahwa”Malaysia Do Not Exist Legally For Us”. Yang artinya adalah Malaysia menurut hukumIndonesia tidak ada, karena Malaysia adalah alat dari Imperialisme, dan Indonesia menentang Imperialisme yang dilakukan Negara Barat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KONFRONTASI INDONESIA MALAYSIA
Konfrontasi Indonesia Malaysia Pada periode terpimpin dimana Soekarno yang menjadi presidennya, Indonesia banyak mengalami pasang surut ...
-
1. Pada masa demokrasi liberal kondisi politik bangsa Indonesia menggalami ketidakstabilan ( kekacauan ). A. Ketidakstabilan pol...
-
Dekrit Presiden dilaksankan pada tanggal 5 Juli 1959 Dekrit/dekret berasal dari bahasa latin decernere yang berarti mengakhiri, memu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar